Pages

Monday 8 August 2011

JOGJA

Hikayat Beringin Kembar alun -alun
kidoel jogja mungkin saja benar. Belum lagi aku selesai dalam ke- khidmatan, ketika tiba- tiba saja aku dikejutkan oleh sentuhan halus telah menggenggam jemariku . Tangan mungil hangat
sebening mata bulat anak perempuan kecil di sampingku menyadarkan aku kembali pada dunia nyata .

“Sampeyan tidak perlu mencarinya
Gus, kalau sampeyan memang
meyakininya .”

kata- kata itu meluncur
begitu saja dari bibir mungil anak
perempuan di sampingku .

“Kenapa begitu?” tanyaku masih dalam ketidak mengertian yang serba tiba-tiba ini.

“Karena seperti halnya keyakinan,
cinta juga memliki sifat dan keunikannya . Dia tidak perlu dipertanyakan .
Kenapa dia datang ? Dan untuk apa?

Dia akan mendatangi siapa saja selama ia menerimakan meskipun sesekali dia dinafikkan. ”

“Kamu siapa ?” tanyaku kembali.

“Aku adalah kamu dan kamu adalah aku . Aku bisa cinta bahkan juga keyakinan.”

“Lalu seperti yang telah kamu katakan,kamu adalah aku . Mengapa aku bisa menjadi dua? Berwujud beda dan sekarang kita sedang berhadapan?”

“Karena dengan cara- Nya, Tuhan
mengajarkan nya pada manusia.
Menjawab semua pertanyaan dan
ketidak mengertian seperti yang tengah sampeyan renungkan,
Mengujudkan rupa sampeyan dalam ujudku. Karena
dengan begitu sampeyan bisa tau
meski dalam alam materi ini, bahwa cinta dan keyakinan sebetulnya tidak perlu dicari . Dia ada karena dia ada.”

“Aku tidak mengerti? ..Masih belum?”
tanyaku dalam kebingungan yang
tampak.

“karena dia memang tidak untuk
dimengerti . Tapi dimiliki !”

Kemudian secara tiba-tiba dengan cara yang luar biasa , aku gugup ketika ujud anak perempuan itu seperti telah merasuk dan bersemayam di dalam
tubuhku . Dia lenyap begitu saja secara tiba-tiba pada saat pertanyaan dan semua kebingungan ku belum
terselesaikan .

Aneh ?

============================


Rabu , 22 Desember 2010; 19. 30.

saya sedang menunggu saat -saat
mendebarkan yang sudah sangat lama aku tunggu . Waktu bertahun tahun yang saya rasa berjalan dengan lamban. Ketika sesosok perempuan dewasa dalam bentuk siluet melambaikan tangan nya .

“Sampeyan di mana? Saya sedang
menuju ke situ dan saya sedang sangat berantakan.. ’ sampeyan yang berdiri di
antara beringin kembar ? Yang
melambai itu?”

“iya ..” jawab ku singkat pada suara di telepon seluler yang aku genggam.

“Cak Yudi ya?” sambil kau ulurkan
tangan untuk menjabat ku.
Dalam hatiku aku berucap halus . . tau kah kamu? Aku sebenarnya ingin sekali kita tidak sekedar berjabat sebagai bentuk protokoler tata susila
ketimuran dan ini jogja. Aku seperti
melihat kamu mencium khusyuk
tangan ku sebagai istri yang taat pada suami. Seperti tabiat makmum.

“Ah ., sudahlah,”

“Ardanaris wari”

“Mullah Shadra ( nama panggilan ku yang di berikan oleh mbah Dimyati)”.jawabku membalas perkenalanmu .

Perempuan ini ? Dia seperti anak itu.
Ya, mata itu! Ardanariswari. . Nariswari. .
Ken Dedes . Betis itu ? Dia seperti Aisyah yang menjiwai Khatidjah. Dia seperti Putri Nabi. Fatimah.. dan aku telah menemukan diriku kembali .

Tuhan mengantarkannya . Menuntun setiap jalannya . Menemukan kembali tempat, di mana semestinya dulu dia ada. Dia telah pulang . Dan aku setelah 33 tahun
lamanya merajut yang terserak, ketika waktu telah merasa lelah dan sangat putus asa sekali .

Secara tiba-tiba rangkaian partitur itu telah membentuk
ujudnya sendiri . Keyakinan atas cinta telah menuntunnya menemukan kembali bagian dirinya yang hilang..
dia telah menjadi SATU. Tapi inilah .

"dimana tiada aku atau kamu "

Tanganku di atas dadaku adalah tanganmu .

Dan

ketika aku jatuh lelap adalah matamu yang melindap.

============================


Jogja , 23 Januari 2011 ; 3 .32

Saya menuliskannya untuk Wanita
Ter -Cantikku . ..semoga tuhan selalu melindungimu dengan kasih
sayangnya ..

saat kau jauh dan saat kau dekat dengan aku

maafku. ..yang tak pernah ada
buatmu..

0 komentar:

Post a Comment