Pages

Monday 8 August 2011

KOPI DAN PUISI

Aku mengambil selembar senja
Menghamparkanya pada sisa hari
dengan sedikit debu

Sementara secangkir kopi di tanganku
Kepulanya perlahan membentuk Bait Puisi, kemudian meluruh
Menyatu dengan angin yang mati

Ketika tidak ku tahu kemana puisi pergi
Aku mulai belajar menyemai kata -kata
Menyiangi, membersihkanya
Sembari takjub menyadari betapa kata -kata
Telah mengantar manusia pada
trilyunan peristiwa
: Dari Cinta hingga Lingkar Luar
Semesta

Secangkir kopi yang kuhirup kemudian Tetes demi tetes kunikmati gairahnya
sebagai :Socrates ,Mark ,Gandh i,Ahmadine jad ,Dewi Kunthi lalu Miyabi

Ampas kopi di baris terakhir pada
dasar cangkir
Adalah bait puisi yang tidak bisa lagi Melarut pada angin mati
Lalu terkapar didera musim kata- kata asing

Puisi rupanya menolak menjadi
dogma , dikhotbahkan sebagai yang telah mati!


(Sahabat , hidup memang sering kali terasa sebagai gurauan sakral)

0 komentar:

Post a Comment