Pages

Friday 8 April 2011

MANUSIAKAN MANUSIA

Dalam forum , tempat pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar,sering saya
bertanya kepada forum: "Apakah
anda punya tetangga?".

Dijawab
serentak "Tentu punya"

"Punya istri enggak tetangga Anda?"

"Ya, punya doooong"

"Pernah lihat
kaki istri tetangga Anda itu?"

"Secara khusus, tak pernah melihat "

"Jari-jari kakinya lima
atau tujuh? "

"Tidak pernah memperhatikan"

"Body-nya sexy enggak?"

Hadirin tertawa
lepas.

Dan saya lanjutkan tanpa menunggu jawaban mereka:

"Sexy atau tidak bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita
amati,tak usah kita dialogkan,
diskusikan atau perdebatkan.
Biarin saja".

Keyakinan keagamaan
orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-
omongkan, ndak usah
dipersoalkan benar salahnya,
mana yang lebih unggul atau apapun.
Tentu, masing-masing
suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding
istri tetangganya, tapi
cukuplah disimpan didalam hati.Bagi orang non-Islam, agama
Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-
Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa
Islam itu benar, ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi
orang Islam, agama lain itu salah.
Justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam.

Tapi,sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja didalam hati,
jangan diungkapkan,
diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran.
Biarlah setiap orang memilih istri
sendiri-sendiri,dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati
dan mencintai istrinya masing-
masing, tak usah rewel bahwa istri
kita lebih mancung hidungnya
karena Bapaknya dulu sunatnya
pakai calak dan tidak pakai dokter,
umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-
agama tak usah dipertengkarkan,
biarkan masing-masing pada keyakinannya.

Sementara itu
orang muslim yang mau
melahirkan padahal
motornya gembos, silakan pinjam
motor tetangganya yang beragama Katolik
untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor
yang sebelah sana karena baju
misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, ia boleh
pinjam baju koko tetangganya
yang NU maupun yang
Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerjasama bikin
warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng
bawa coltbak ke pasar dengan tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan
jualannya.

Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga
Berbagai parpol,golongan, aliran,
kelompok, atau apapun, silakan
bekerja sama di
bidang usaha perekonomian, sosial,
kebudayaan, sambil saling melindungi koridor teologi masing-
masing. Bisa memperbaiki pagar
bersama-sama, bisa gugur gunung
membersihi kampung, bisa pergi mancing bareng bisa main gaple
dan remi bersama.Tidak ada masalah lurahnya Muslim,cariknya Katolik,
kami tuwonya Hindu, kebayannya
Gatholoco, atau apapun.

Jangankan kerja sama
dengan sesama manusia,
sedangkan dengan kerbau dan
sapi pun kita bekerja ,saya nyingkal dan nggaru sawah.

Itulah lingkaran tulus hati dengan hati

0 komentar:

Post a Comment