Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam
selokan,
yang kalah di dalam
pergulatan,
yang diledek oleh impian
janganlah mereka
ditinggalkan.
Angin membawa bau baju
mereka.
Rambut mereka melekat di
bulan purnama.
Wanita-wanita bunting
berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan
raya.
Orang-orang miskin.
Orang-
orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan
raya.
Tak bisa kamu abaikan.
Bila kamu remehkan
mereka,
di jalan kamu akan diburu
bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu
sukar kamu terka.
Jangan kamu bilang negara
ini kaya
karena orang-orang
berkembang di kota dan di
desa.
Jangan kamu bilang dirimu
kaya
bila tetanggamu memakan
bangkai kucingnya.
Lambang negara ini
mestinya trompah dan
blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak
perlu berdasi seperti
Belanda.
Dan tentara di jalan jangan
bebas memukul mahasiswa.
Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur
malammu.
Perempuan-perempuan
bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari
jalanan
meraba-raba kaca
jendelamu.
Mereka tak bisa kamu
biarkan.
Jumlah mereka tak bisa
kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi
pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka
agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc
dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden
presidenan
dan buku programma
gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris
sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang
selalu ada,
bagai gerimis yang selalu
membayang.
Orang-orang miskin
mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka
sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah
Ibrahim
Copyright (c) 2010 IDEOLOGI SIKAP OTAK. Design by Wordpress Themes Park
0 komentar:
Post a Comment