Ketika aku masih anak
perempuan kecil, ibu suka
membuat sarapan dan makan
malam. Dan suatu malam,
setelah ibu sudah membuat
sarapan, bekerja keras
sepanjang hari, malamnya
menghidangkan sebuah piring
berisi telur, saus dan roti
panggang yang gosong di
depan meja ayah.
Saya ingat, saat itu menunggu
apa reaksi dari orang-orang di
situ!
Akan tetapi, yang dilakukan
ayah adalah mengambil roti
panggang itu, tersenyum pada
ibu, dan menanyakan kegiatan
saya di sekolah. Saya tidak
ingat apa yang dikatakan ayah
malam itu, tetapi saya
melihatnya mengoleskan
mentega dan selai pada roti
panggang itu dan menikmati
setiap gigitannya!
Ketika saya beranjak dari meja
makan malam itu, saya
mendengar ibu meminta maaf
pada ayah karena roti
panggang yang gosong itu.
Dan satu hal yang tidak
pernah saya lupakan adalah
apa yang ayah katakan:
"Sayang, aku suka roti
panggang yang gosong."
Sebelum tidur, saya pergi
untuk memberikan ciuman
selamat tidur pada ayah. Saya
bertanya apakah ayah benar-
benar menyukai roti panggang
gosong.
Ayah memeluk saya erat
dengan kedua lengannya yang
kekar dan berkata, "Debbie,
ibumu sudah bekerja keras
sepanjang hari ini dan dia
benar-benar lelah. Jadi
sepotong roti panggang yang
gosong tidak akan menyakiti
siapa pun!"
Apa yang saya pelajari di
tahun-tahun berikutnya
adalah belajar untuk
menerima kesalahan orang
lain, dan memilih untuk
merayakan perbedaannya -
adalah satu kunci yang sangat
penting untuk menciptakan
sebuah hubungan yang sehat,
bertumbuh dan abadi.
by : azim
Copyright (c) 2010 IDEOLOGI SIKAP OTAK. Design by Wordpress Themes Park
0 komentar:
Post a Comment