Pages

Thursday, 7 April 2011

RAKUS

Saat seorang berada dibawah ia selalu memikirkan bagaimana aku bisa naik keatas & hidup lbh baik,
asalkan aku ada disana itu sdh cukup bagiku.

Tapi ketika ia
berhasil mendudukinya ia tak puas & trs berfikir agar bisa naik
lbh tinggi lagi utk mencapai apa
yg dianggap kebaikan
menurutnya.
Cara apapun dilakukan untuk meluruskan keinginannya. Jalan
apapun ditempuh demi
menemukan batas nafsu yg membodohinya. Ia lupakan kawan & saudara, ia lupakan
tujuan awal saat pertama kali
merangkaki lantai mimpi? Uang &
kekuasaan membuatnya mabuk.
Ia tak sadar jika perbuatannya
menyalahi kebenaran. Memakan apa saja yg ia temukan walau itu
bkn haknya. Mengaburkan
kepentingan orang lain demi ambisinya.

Suatu saat kepintaran
menjadikannya buta & pikun, ia
lupa menutup jendela kamar tempat ia menyembunyikan
kebusukan sehingga musuh dgn
mudah menyelinap &
menemukan bangkai yg ia simpan. Kemudian ia dipaksa telanjang mengembalikan apa
saja yg telah dirampas (walau itu
adalah sebuah bagian
permainan). Ia jatuh dari lantai kuasa oleh keserakahannya
sendiri. Kemuliaannya hancur bersama tirani.
Namun tetap saja itu bukanlah akhir dari cerita rakus, nafsu
selalu menjadi rantai serakah yg tak habis-habis.

Musuh-musuh yg
menjatuhkannya akan
meneruskan tulisannya,
menyempurnakan kebusukan yg semestinya hilang. Selama kita
mengawali perjalanan dgn nafsu & ambisi maka langkah yg akan
kita temui adalah kehancuran.

Kehancuran yg menghancurkan
diri kita sendiri maupun orang lain.

0 komentar:

Post a Comment